Aku Dan Keluarga Baruku Di Hutan Kupu Cekatan - Jurnal 3 Ulat

 Bismillah. Assalamu'alaikum sahabat.. 

Alhamdulillah, pekan ini saya masih bisa melanjutkan melahap makanan di tahap ulat. MasyaAllah, banyak makanan ilmu yang menarik, sayangnya saya harus memilih satu makanan ilmu yang membuat saya tertarik dan sesuai peta belajar. Bismillah, masih berkesinambungan dengan manajemen diri, saya melahap makanan ilmu pada keluarga manajemen emosi. Saya lebih klik dan ada feel di keluarga ini. Padahal keluarga yang pas dengan peta saya ada juga. 😆

Di keluarga manajemen emosi, saya mendapatkan banyak sekali makanan ilmu tentang emosi manusia. Dulu, saya hanya paham emosi adalah amarah. Amarah yang meledak-ledak. Ternyata, Allah sudah mendesain otak manusia khusus mengulik tentang emosi atau rasa manusia. Tidak hanya amarah, tapi juga bahagia, sedih, senang, takut, dan damai. Saya juga mulai memahami tahapan emosi atau level emosi yang dimiliki manusia. Mulai dari yang terendah seperti rasa amarah, takut, cemas hingga meningkat menjadi level tertinggi alias berada di tahap emosi tenang dan damai.

Topik manajemen emosi juga dapat terbagi menjadi beberapa sub topik yang dapat dipelajari lebih detail. Misalnya, Tazkiyatun Nafs, Emotional Intelligence, dan Emotional Healing. Tiap sub topik ini pun memiliki jabaran materi yang masih sangat luas dan mendalam. Next time, bolehlah dikupas sedikit yaa.. 

Saya juga banyak belajar dari para anggota keluarga di keluarga manajemen emosi. MasyaAllah, salah satu yang menjadi inspirasi saya yaitu mbak Tarisa (izin tulis nama ya mbak.. 😄🙏). Beliau anggota plus ketua regu saya di Markas Cahaya. Luar biasa. Perlahan dan pasti melalui manajemen emosi yang dipelajarinya, beliau mulai menemukan dirinya yang baru dan lebih baik InsyaAllah. 

Mengakui bahwa diri kita sedang emosi, menerima dan legowo akan kondisi dan keadaan kita, dan berdoa kepada Allah untuk diangkatkan rasa emosi negatif menjadi rasa emosi positif. Tentu tidak mudah. Butuh treatmen, proses, dan kemauan diri untuk menerima. 

Salah satu treatment yang diajarkan beliau, ketika rasa emosi negatif mulai muncul, maka segera membaca kalimat thayyibah di iringi dengan senyuman manis kita selama 7 detik. Wah, saya ga kebayang jika mulai melakukan nya.. 😅. Berdasarkan pengalaman mba Tarisa, treatment ini benar-benar berdampak pada emosi di dalam dirinya. 

Selain itu, sebagai seorang muslim, maka sudah tentu setiap masalah yang kita hadapi, kita adu kan kepada Sang Pemberi Solusi, Allah SWT. PDKT sama Allah juga butuh perjuangan, misalnya mulai sering berwudhu setiap rasa emosi negatif muncul, memperbaiki waktu sholat, bacaannya, dan juga gerakannya. Dan melaksanakan ibadah-ibadah lain yang membuat diri kita semakin dekat dengan-Nya. 

Terimakasih ya Rabb, Engkau izinkan saya bertemu dengan perempuan hebat di komunitas ini. Mereka bisa bangkit dengan caranya sendiri dan kemudian mulai berbenah diri untuk memberi manfaat kepada sesama. 

Terimakasih kawan, saya siap praktikkan makanan ilmu kalian. Nyam.. Nyam.. Nyam.. Fighting! 

_Eno Nf_

#institutibuprofesional

#hutankupucekatan

#tahapulat

#pertemuankeluargamanajemenemosi

#Day10februari

Reactions

Posting Komentar

0 Komentar