Awalnya, aku tak sanggup menerima, bahkan ingin menolak. Mengapa kamu hadir di waktu yang tidak tepat? - menurutku saat itu. Rasa yang tak biasa hadir, seluruh badan lemas, tak seperti biasanya. Aku bawa istirahat pun tetap sama, hanya pusing dan mual. Kukira masuk angin, ternyata Allah berkehendak lain. Iseng cek dengan testpack, tampak garis dua samar-samar di alat itu. Benarkah ini ya Allah? Sedih, bingung, kecewa, mengapa kamu ada. Astagfirullah.
Kuingat, berita itu ada setelah merawat Abimu hampir seminggu di RS. Aku sampaikan berita kehadiranmu Nak, dengan muka takut, khawatir, Abimu juga akan bersikap yang sama. Karena rasanya memang tak mungkin jika melihat kondisi Abimu yang saat itu. Dan, masyaallah, Abimu memang terlahir dengan sikap yang berlemah lembut terhadap muslim ya, Abimu begitu senang mendengar berita kehadiranmu, raut bahagia tergambar jelas di wajahnya. Aku yang awalnya ragu, mulai memupuk semangat bahwa aku bisa membersamaimu hingga hari lahirmu tiba, bahkan hingga dewasa.
Perjalanan kehamilanmu juga memberi cerita yang tak biasa, segala rupa rasa yang tak pernah kurasa di kehamilan sebelumnya, membuat aku cukup kepayahan membawamu, Nak. Lagi, Abimu memotivasi, kamu adalah anugerah terindah di keluarga kecil kita, katanya. Jaga baik-baik, dan pertahankan. Semoga Allah memberi rahmat-Nya kepadamu, Nak. Doa Abimu kala itu.
Bulan pun berganti, perutku semakin membesar. Aktivitas ku bersama kakak-kakakmu terkadang membuat aku lupa, bahwa ada kamu di dalam perutku. Maafkan ya Nak. Rasanya ketika hamil, aku yang sering merasa khawatir dan takut jika persalinanku kali ini terjadi sesuatu yang tidak diharapkan - baca : meninggal. Namun, lagi-lagi Allah berkehendak lain, Allah lebih dulu memanggil Abimu daripada aku, Umimu.
Takut, khawatir, merasa sendiri, dan semua rasa yang merendah hadir kepadaku ketika Abimu tak ada. Akankah aku bisa melahirkanmu dengan baik? Membesarkanmu dengan baik? Mengikuti amanah-amanah Abimu? Atau malah sebaliknya...
Sampai akhirnya, hari lahirmu tiba. Lagi, rasa yang tak biasa datang. Hampir satu minggu merasakan mulas palsu sampai benar-benar merasa mulas asli, dan kamu tahu Nak, itu pertama kalinya Umi tanpa Abi. Dulu, jika kamu tahu, Abi selalu mendampingi Umi dengan semua upaya yang dia miliki. Ah, pokoknya bersyukur Nak, kamu memiliki Abi dengan ceritanya yang masyaallah,. Saat besar nanti, Umi akan menceritakan satu per satu.. 😍
Alhamdulillah, masyaallah, terimakasih ya Nak, kamu hadir dengan kondisi bagus dan baik, Insyaallah. Wajahmu pun mirip sama Abimu, tentu aku langsung jatuh cinta padamu. Hadiah terindah bagiku. Kamu seperti oasis di tengah gurun pasir,. Terimakasih sudah hadir dengan selamat ya Nak, meski di awal kehamilanmu Umi sempat bertindak bodoh, bahkan beberapa waktu setelah hadirnya dirimu. Astagfirullah, semoga Allah mengampuni.
Sekarang, mari kita bergandengan tangan dengan Teteh dan Aa ya Nak, mengarungi perjalanan hidup yang lebih baik. Insyaallah. Kini usiamu hampir menginjak 6 bulan, dan aku sangat bahagia. Aku bisa mengajakmu untuk mendapatkan gelar S1 per-ASI-an di 6 bulan pertamamu. Bismillah, lebih baik dan happily ever ya Sayang.
Dari Umimu, yang mencintaimu dalam doa dan diam.
_Eno Nf_
#KelasLiterasiIbuProfesional
#KLIP
#Day4Februari
#SebuahKisah
0 Komentar