Sang Pemuda vs Sang Kakek
Seorang pemuda terlihat lelah setelah seharian beraktivitas. Pemuda tersebut membeli beberapa potong roti dekat stasiun kereta. Sambil menunggu kereta yang akan dia tumpangi, Sang Pemuda duduk di meja cafetaria. Pemuda tersebut membaca koran untuk mengusir rasa kantuknya. Sepotong roti menjadi cemilan kecil baginya sambil meneguk kopi hangat yang sudah dibelinya tadi. Sang Pemuda asyik membaca koran dan menikmati rotinya.
Tapi, saat dia ingin kembali mencicipi rotinya, Sang Kakek yang duduk di depannya juga ikut menikmati roti tersebut. Sang Pemuda kaget, karena Sang Kakek mengambil rotinya tanpa izin. Sang Kakek hanya tersenyum misteri. Seketika terjadilah kejadian unik diantara mereka, Sang Pemuda dan Sang Kakek bergantian menghabiskan potongan-potongan roti yang berada di atas meja mereka. Karena Sang Pemuda merasa kesal namun dia juga tak enak hati, segera Sang Pemuda beranjak pergi dari meja cafetaria tersebut dan membawa barang-barang bawaan di sampingnya. Tak lama, kereta yang ditunggu pun tiba.
Sang Pemuda sempat kembali bertatap mata dengan Sang Kakek, dan Sang Kakek hanya tersenyum, lagi. Sang Pemuda terus menggerutu, mengapa Sang Kakek tak merasa bersalah dengan ulahnya tadi. Bukankah mengambil makanan orang lain tanpa izin itu tidak sopan? Terlebih, Sang Pemuda sedang sangat lapar saat itu. Sang Pemuda hanya bisa menghela nafas panjang dan menatap pemandangan diluar kereta. Kondektur kereta meminta karcis perjalanannya, saat Sang Pemuda ingin mengambil karcis nya sontak Sang Pemuda terkejut. Karena bekal roti yang dia beli masih utuh di dalam tasnya.
Dia termangu, mengingat kembali apa yang sebenarnya telah terjadi tadi di stasiun kereta. Dan, Sang Pemuda baru teringat ternyata bungkusan roti yang didepannya bukanlah miliknya, tetapi milik Sang Kakek. Namun, Sang Kakek hanya terdiam dan tersenyum melihat salah tingkah dirinya. Betapa malunya Sang Pemuda mengingat kejadian tersebut. Dia sudah berfikir negatif akan Sang Kakek. Padahal, sebaliknya. Dialah yang sudah mengambil milik orang lain tanpa izin, dan juga berprasangka buruk kepada orang lain.
Sang Pemuda hanya bisa terdiam menyesali apa yang sudah dia sangkakan kepada Sang Kakek. _The End_
#SekedarCerita
#DitgguKrisannya
#BelajarMenulis.
Seorang pemuda terlihat lelah setelah seharian beraktivitas. Pemuda tersebut membeli beberapa potong roti dekat stasiun kereta. Sambil menunggu kereta yang akan dia tumpangi, Sang Pemuda duduk di meja cafetaria. Pemuda tersebut membaca koran untuk mengusir rasa kantuknya. Sepotong roti menjadi cemilan kecil baginya sambil meneguk kopi hangat yang sudah dibelinya tadi. Sang Pemuda asyik membaca koran dan menikmati rotinya.
Tapi, saat dia ingin kembali mencicipi rotinya, Sang Kakek yang duduk di depannya juga ikut menikmati roti tersebut. Sang Pemuda kaget, karena Sang Kakek mengambil rotinya tanpa izin. Sang Kakek hanya tersenyum misteri. Seketika terjadilah kejadian unik diantara mereka, Sang Pemuda dan Sang Kakek bergantian menghabiskan potongan-potongan roti yang berada di atas meja mereka. Karena Sang Pemuda merasa kesal namun dia juga tak enak hati, segera Sang Pemuda beranjak pergi dari meja cafetaria tersebut dan membawa barang-barang bawaan di sampingnya. Tak lama, kereta yang ditunggu pun tiba.
Sang Pemuda sempat kembali bertatap mata dengan Sang Kakek, dan Sang Kakek hanya tersenyum, lagi. Sang Pemuda terus menggerutu, mengapa Sang Kakek tak merasa bersalah dengan ulahnya tadi. Bukankah mengambil makanan orang lain tanpa izin itu tidak sopan? Terlebih, Sang Pemuda sedang sangat lapar saat itu. Sang Pemuda hanya bisa menghela nafas panjang dan menatap pemandangan diluar kereta. Kondektur kereta meminta karcis perjalanannya, saat Sang Pemuda ingin mengambil karcis nya sontak Sang Pemuda terkejut. Karena bekal roti yang dia beli masih utuh di dalam tasnya.
Dia termangu, mengingat kembali apa yang sebenarnya telah terjadi tadi di stasiun kereta. Dan, Sang Pemuda baru teringat ternyata bungkusan roti yang didepannya bukanlah miliknya, tetapi milik Sang Kakek. Namun, Sang Kakek hanya terdiam dan tersenyum melihat salah tingkah dirinya. Betapa malunya Sang Pemuda mengingat kejadian tersebut. Dia sudah berfikir negatif akan Sang Kakek. Padahal, sebaliknya. Dialah yang sudah mengambil milik orang lain tanpa izin, dan juga berprasangka buruk kepada orang lain.
Sang Pemuda hanya bisa terdiam menyesali apa yang sudah dia sangkakan kepada Sang Kakek. _The End_
#SekedarCerita
#DitgguKrisannya
#BelajarMenulis.
0 Komentar