Sumber gambar : percikaniman.org
Besi memiliki sifat keras dan kuat. Besi tidak
seperti kayu yang mudah patah dan lapuk. Butuh alat khusus jika mau menmotong
sebuah besi.
Nabi Daud adalah nabi yang diberi mukjizat
menundukkan besi oleh Allah swt. Besi yang keras bisa menjadi lunak olehnya.
Beliau dapat menjalin besi dengan tangannya sehingga bisa menjadi baju besi
yang dianyam. Beliau ahli dalam membuat peralatan perang dari besi seperti
perisai, pedang, panah, tombak dan lainnya.
Saat ini besi digunakan juga sebagai bahan
baku penopang konstruksi bangunan, membuat rel kereta, hingga menjadi unsur
utama dalam komponen keendaraan. Di sekitar kita banyak kita temui perabot
rumah dengan komponen berbahan besi. Namun, sebatang besi tidak mudah ditemukan
seperti mudahnya menemukan sebatang kayu. Dari manakah besi yang kuat dan
sangat bermanfaat itu berasal?
Allah berfirman :
“Dan kami turunkan besi yang padanya terdapat
kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (supaya mereka
mempergunakan besi itu).” (Al Hadid : 25)
Ayat tersebut berbicara mengenai keberadaan
besi di bumi. Besi yang ada di bumi merupakan hasil proses pembentukan dari
langit. Maka bagaimana cara terbentuknya besi di alam semesta? Menurut temuan
di bidang astronomi modern, logam besi yang ditemukan di bumi kita berasal dari
bintang-bintang raksasa di angkasa luar. Bintang yang memiliki derajat panas
hingga 300 juta derajat, dan bisa mencapai 400 juta derajat Celcius. Sehingga
memungkinkan didalamnya terbentuknya besi. Proses pembentukan besi tersebut
berlanjut hingga mencapai volume yang besar. Ini membuat seluruh inti bintang
tersebut menjadi besi. Kemudian proses tersebut pun berhenti. Saat itulah
bintang tersebut meledak. Pecahan-pecahannya berserakan di alam semesta. Kemudian
dengan takdir Allah masuk ke dalam benda angkasa lainnya.
Pernahkah teman-teman mendengar peristiwa
meteor jatuh ke bumi? Allah yang Maha Penyayang telah melindungi bumi dari
benda langit yang jatuh dengan lapisan gas yaitu atmosfer. Sevelum sampai ke
bumi, meteorit terbakar saat bersentuhan dengan atmosfer. Sehingga ukuran
meteor yang sampai ke bumi, jauh lebih kecil dibandingkan saat di angkasa. MasyaAllah.
Allah telah mengatur proses bagaimana besi
sampai ke bumi dengan sempurna. Sehingga manusia dapat memanfaatkannya.
Meteorit tidak hanya jatuh ke bumi, tapi juga jatuh ke bulan dan galaksi
lainnya.
Ibnu Abbas dan Ikrimah menafsirkan surat Al
Hadid ayat 25 ini, bermakna bahwa Allah telah menurunkan besi sebagaimana Allah
menurunkan Adam dari langit ke bumi.
Kemudian pada abad ke 20, ilmuwan fisika baru
dapat menyampaikan hasil penelitiannya. Mereka menemukan bahwa, energi yang
diperlukan untuk pembentukan satu molekul besi membutuhkan empat kali lipat
energi yang ada pada tata surya. Inilah yang membuat mereka yakin bahwa besi
tidak mungkin tercipta di bumi atau di tata surya. Tetapi ia pasti tercipta di
sebuah planet yang keluar dari tata surya dan turun ke bumi dalam bentuk baru.
MasyaAllah, manusia baru bisa menelitinya di akhir abad
ke dua puluh. Penelitian dilakukan setelah memiliki peralatan yang memungkinkan
untuk mengetahui kejadian di kedalaman bintang-bintang yang jauh.
Namun, siapakah yang telah mengabarkan tentang
asal usul besi jauh sebelum manusia bisa menelitinya? Tentu saja Dzat yang Maha
Sempurna yang tekah menciptakannya. Dia lah Allah yang telah menyampaikannya
melalui mukjizat Al Quran kepada RosulNya. (ILW)
Disadur dari bacaan Majalah Bilal Edisi 04
Dzulhijjah 1440 H
0 Komentar