Satu ketika Badrun berencana mengajak anaknya (Salim) untuk bertandang ke rumah saudara mereka. Namun, perjalanan yang akan mereka lalui sangat panjang dan butuh kendaraan yang dapat mengantarkan mereka. Kala itu, Badrun dan Salim hanya memiliki seekor keledai. Lantas, Badrun mengajak Salim untuk berangkat pergi menggunakan keledai saja. Salim pun setuju. Badrun dan Salim menaiki keledai. Keledai yang bertubuh kurus tersebut mulai mengikuti arah perjalanan yang disampaikan Tuannya. Badrun dan Salim menikmati perjalanan tersebut. Tak lama mereka berhenti sejenak di desa kecil untuk mengisi perbekalan yang sudah habis. Sesampainya di desa kecil tersebut, Badrun dan Salim merasa heran, karena mereka merasa menjadi pusat perhatian para masyarakat disana. Lalu, seseorang mendekati Badrun dan Salim,
"Hei Tuan!" dia terlihat seperti naik pitam. "Kalian ini tak mengerti atau tak peduli?" lanjutnya berbicara masih dengan nada tinggi. "Kalian telah menumpangi keledai kurus dan kalian baik-baik saja!". "Tidak kah kalian kasihan melihat keledai yang kelelahan ini?" dia sambil menunjuk keledai yang sudah terlihat kelelahan.
"Memang apa yang salah dengan kami?" Badrun menimpali pembicaraan.
"Bukankah memang keledai dimanfaatkan sebagai supirnya manusia?" Badrun kembali menimpali.
"Harusnya kalian dapat memberi solusi terbaik untuk kalian bertiga". Seseorang itu mengakhiri omelannya dengan melenggang pergi begitu saja.
Badrun sempat tertegun mendengar ucapan masyarakat tadi. "Salah kami dimana?" ungkapnya dalam hati. Akhirnya, karena Badrun tak tahan dengan omongan masyarakat selama di desa kecil tersebut, saat melanjutkan perjalanan, Badrun meminta Salim saja yang menaiki kedelai tersebut. Badrun akan mengikuti keledai dengan berjalan disampingnya. Badrun dan Salim kembali singgah, kali ini lebih terasa berbeda suasananya. Pasar yang mereka singgahi begitu ramai. Saat Badrun dan Salim berhenti sejenak, suara sumbang warga disana kembali terdengar.
"Bukankah aneh, jika orang tuanya yang terus berjalan, sedangkan anaknya duduk manis berlenggang leha di atas keledai." Badrun berusaha menjelaskan pelan-pelan kepada warga disana tentang apa yang sudah dilihat para warga. Namun, Badrun masih ditanggapi sinis.
Badrun kembali galau, Badrun mencoba teknik yang lain. Badrun yang menaiki keledai, sedangkan Salim yang akan berjalan disamping keledai. Lagi, di tempat pemberhentian selanjutnya, Badrun dan Salim mendapat kecaman. Badrun disangka menelantarkan Salim karena Salim diminta untuk berjalan kaki. Badrun mulai kesal, Badrun dan Salim berjalan bersama dengan keledai tersebut. Sebelum melanjutkan perjalanan mereka, salah seorang warga menghampiri dan berbicara yang tak pantas kepada mereka. Badrun kembali galau, cara seperti apalagi agar kami bisa memakai bersama-sama dengan kenyamanan diantara semuanya. Dia menyesali mengapa tak bisa menetapkan hati utnuk menentukan pilihan hidup terbaik dalam hidupnya.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>@_@<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<
Terkadang kita terlalu banyak mendengar dan melahap mentah-mentah semua ucapan orang lain, tanpa kita sadari bahwa kita punya kendali atas diri sendiri. Mau seperti apa, mau di bawa kemana kehidupan kita, kita ya punya kendali. Ya, aku dan kamu! We are different. Karena setiap manusia itu unik! Kita punya keunikan masing-masing yang tak dimiliki orang lain, satu dengan yang lainnya juga. Just be your self, jadilah diri sendiri dengan kemampuan yang kita miliki. Memang kita bukan Tuhan, tapi kita makhluk Allah yang diciptakan dengan akal dan hati yang dapat berubah sesuai pemilik nya. Kita pasti pernah salah, tapi kesalahan tidak akan bisa menjadi kebaikan jika kita semakin mundur dan jatuh di arena pertandingan hidup ini. Jadikan kesalahan sebagai pengalaman terburuk namun menjadi guru terbaik agar hidup kita semakin lebih baik. Wallahua'lam.
Terkadang kita terlalu banyak mendengar dan melahap mentah-mentah semua ucapan orang lain, tanpa kita sadari bahwa kita punya kendali atas diri sendiri. Mau seperti apa, mau di bawa kemana kehidupan kita, kita ya punya kendali. Ya, aku dan kamu! We are different. Karena setiap manusia itu unik! Kita punya keunikan masing-masing yang tak dimiliki orang lain, satu dengan yang lainnya juga. Just be your self, jadilah diri sendiri dengan kemampuan yang kita miliki. Memang kita bukan Tuhan, tapi kita makhluk Allah yang diciptakan dengan akal dan hati yang dapat berubah sesuai pemilik nya. Kita pasti pernah salah, tapi kesalahan tidak akan bisa menjadi kebaikan jika kita semakin mundur dan jatuh di arena pertandingan hidup ini. Jadikan kesalahan sebagai pengalaman terburuk namun menjadi guru terbaik agar hidup kita semakin lebih baik. Wallahua'lam.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka” (QS. Ar-Raa’d [13]: 11).
0 Komentar