Kisah Sang Pemuda & Harimau



Hari ini saya mendengar kisah yang cukup membuat hati tertegun. Sudah siapkah kita bertemu dengannya?

Alkisah, seorang pemuda tinggal di dekat hutan yang sangat rimbun. Di pagi hari yang cerah, pemuda tersebut berjalan-jalan menuju hutan rimbun. Merasa sudah terbiasa sendiri, Sang Pemuda dengan mantap melewati setiap jalan setapak di sekitar hutan. Padahal dia juga tau, akan banyak bahaya yang mungkin dihadapinya. Dengan percaya diri, Sang Pemuda melenggang kaki dengan semangat. Tak lama dia berjalan ke tengah hutan, Sang Pemuda merasa seperti ada yang mengintai. Sang Pemuda terus berjalan, tiba-tiba dia terhenti kaget. Dia bertemu dengan seekor harimau besar, seperti sedang bersiap menyantap mangsa di depannya. Harimau mengaum dengan kerasnya, Sang Pemuda langsung melangkah pergi secepat kilat menjauh dari harimau tersebut. 

Sesaat terjadilah kejar mengejar antara Sang Pemuda dengan harimau. Sang Pemuda terus berlari kemanapun tak berarah, dia terus mencari jalan menjauhi harimau. Lama berlari, pemuda merasa tak sanggup lagi. Sedangkan harimau terus mengejar pemuda tersebut dengan beringasnya. Sang pemuda tak berkutik, dia terjebak di jalan buntu. Ternyata di samping pemuda terdapat sumur tua, tanpa fikir panjang, pemuda segera melompat ke sumur dengan berpegangan tali sumur tua, sesaat sebelum harimau menyerang dirinya. 

Sang pemuda sangat bersyukur bisa selamat dari terkaman harimau. Nyatanya, masalah tak sampai disitu. Saat dia melihat ke bawah sumur, dua buaya besar siap menelan hidup-hidup pemuda tersebut. Dia hanya bisa berdoa yang terbaik untuk kondisinya seperti saat itu. Belum selesai masalah yang satu, timbul masalah lainnya. Sumur tua yang dia singgahi di tinggali hewan lain selain buaya, yaitu tikus-tikus bergigi tajam yang siap menyantap dia juga kapan saja. Dua ekor tikus mendekati tali sumur yang menjadi penyangga Sang Pemuda. Dua tikus itu terus menerus menggerogoti tali sumur sampai hendak putus dari katrolnya. 

Di saat sang pemuda sedang berusaha bertahan hidup dalam kondisi tersulit saat itu, sekelompok lebah madu hinggap di sumur tua itu. Mereka membangun sarang lebah disana, lalu Sang pemuda mencicipi madu hasil ternakan sekelompok lebah itu. "Ah, manis sekali madu ini!" seketika Sang pemuda melupakan sejenak masalah yang sedang dihadapinya. Dia sangat menikmati madu yang manis itu. 


>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>^_^<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<

Makna dari kisah diatas luar biasa menyentuh, dan membuat kita tertegun. Setiap manusia pasti akan mengalami posisi sebagai pemuda diatas. Karena sejatinya kisah tersebut adalah perumpamaan kehidupan manusia. Harimau yang siap menerkam digambarkan sebagai ajal yang siap menjemput kita kapan saja dan dimana saja. Kita tak pernah tahu, kapan Allah benar-benar memanggil kita. Maka, sebelum harimau tersebut menerkam kita, alias ajal yang akan mendatangi kita. Bukankah lebih baik kita mempersiapkan diri untuk bertemu dengan-Nya? Menyibukkan diri dengan amalan-amalan shalih yang semoga menjadi pemberat timbangan kebaikan kita di Hari Persidangan-Nya. Aamiin allahumma aamiin. 


Dua buaya yang siap menelan hidup-hidup sang pemuda digambarkan sebagai malaikat Raqib dan Atid yang selalu siap sedia mencatat setiap jengkal amalan-amalan baik dan juga amalan-amalan buruk yang kita lakukan selama hidup di dunia. Tali dan dua tikus yang menggerogoti talinya diibaratkan seperti keadaan siang dan malam yang terus menggerus waktu kehidupan kita tanpa kompromi. Waktu terus berjalan meninggalkan jejak-jejak masa lalu, dan juga mengisi harapan-harapan positif di masa depan. Sudahkah kita mempersiapkan bekal?


Dan manisnya madu yang dicicipi pemuda digambarkan seperti kenikmatan dunia yang tak akan pernah habis memberi kita kesenangan-kesenangan dunia, bahkan sampai terlena. Lupa, bahwa kita juga sedang diintai oleh ajal kapan saja. Astagfirullah, na'udzubullahimindalik.
Reactions

Posting Komentar

0 Komentar