Meredam Emosi Ala Aku (part 1)

 Bismillah. Assalamu'alaikum sahabat.. 




Tema menulis hari ini tentang Aku dan Sampahku. Saya akan sedikit menceritakan pengalaman terkait meredam emosi. Emosi merupakan rasa yang dimiliki manusia sebagai bentuk luapan akan masalah yang sedang dihadapi. Saya, tipikal yang akan meledak-ledak emosinya jika menanggapi satu masalah diluar kendali. Biasanya terjadi jika anak-anak melakukan sesuatu diluar "keinginan" saya. Misal berisik, mengganggu adik bayinya, atau hal-hal ceroboh lainnya. Padahal, jika dalam kondisi sadar, saya paham betul itu adalah bentuk cari perhatian mereka sebagai bentuk protes kehadiran keluarga baru. 

Sayang nya, saya masih sering terpancing dengan segala tingkah mereka. Akhirnya, saya mencoba kembali belajar tentang manajemen diri secara utuh, dan satu yang paling saya awali adalah manajemen emosi. Seperti nya dengan kita mengendalikan emosi, maka semua aktivitas bisa berjalan dengan baik dan mungkin saja terkendali. 

Walaupun belum secara utuh saya melakukan cara meredam emosi ini. Setidaknya, saya masih berusaha untuk mencapai target utama : BERBICARA DENGAN SANTUN, TANPA EMOSI. Saya ingin benar-benar membuang sampah emosi ini ke tempat yang seharusnya. Atau mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih positif. 

Saya mengawali dengan "memaafkan masa lalu". Ya, rasanya satu alasan mengapa saya masih memiliki emosi yang tinggi karena masa lalu yang kurang mendidik, namun membekas menjadi sifat yang kurang baik yang saya miliki. Saya mulai memahami mengapa masa lalu saya seperti itu, mulai menerima dan legowo. Lalu, mencoba berbicara dengan bahasa yang santun kepada orang tua saya. Berat awalnya, tapi saya harus memulai bukan? Karena jika tidak diawali dari saya, kapan ada perubahan? 

Hasilnya, alhamdulillah sedikit demi sedikit saya mulai bisa berbicara cukup lama dengan orang tua. Padahal dulu, saya sangat menghindari obrolan bersama mereka. Perlahan tapi pasti, InsyaAllah saya bisa membersamai mereka di masa tua nanti dengan sekuat tenaga yang saya miliki. 

Sulit di awal, bagaimanapun orang tua kita hidup di zaman yang berbeda dengan kita. Menyinkronkan hal-hal yang berbeda akan menjadi tantangan tersendiri agar kita tetap berjalan beriringan meski dengan pandangan hidup yang berbeda. 

Maafkan masa lalumu, raihlah masa depanmu, dengan terus belajar dan menggali ilmu sejak masa kini. 

_Eno Nf_

#Day7Februari

#KLIP

Reactions

Posting Komentar

0 Komentar