Assalamu'alaikum sahabat semua,.
Alhamdulillah, hari ini saya masuk di pekan kedua tahap kupu-kupu. MasyaAllah semakin menantang dan bikin dag dig dug. Pekan ini magika memberi tugas yang keren banget. Bertemu dengan mentor dan juga para mentee dan berbagi cerita tentang progress masing-masing selama 6 pekan ke depan. Semakin bingung dan gak PD, apa yang bisa saya berikan untuk mentor dan mentee. Setelah kembali fokus dan merenungkan lagi, berikut beberapa simpulan hasil diskusi saya dengan mentor dan juga para mentee.
Mentor ship pekan ini sudah membahas lebih spesifik tentang tujuan yang diinginkan dan juga hal-hal lain yang bisa dibagikan ke mentor kita. Saat itu, tak ada yang bisa saya fikirkan, langsung saja saya sampaikan point-point penting yang ingin saya tingkatkan di mentorship kali ini bersama Mbak Inaya, mentor ku yang kece. MasyaAllah. 😍
Di awal foto perkenalan saya menyampaikan indikator permasalahan atau kendala yang saya hadapi menuju satu tujuan saya. Dan, MasyaAllah dari mbak Inaya saya banyak belajar, terutama tentang bonding dan juga kedekatan. Ternyata dua hal tersebut bermakna tak sama. Namun saling berkaitan. Tujuan saya adalah membentuk bonding dengan anak-anak tanpa emosi berlebihan, dan membuat anak itu merasa lebih aman dan nyaman dengan Ibunya dengan berbagai kegiatan yang asyik dan menyenangkan.
Menurut Mbak Inaya, saya membuat tiga indikator permasalahan saat ini yaitu : menghadapi anak tantrum, menghadapi anak yang sedang krisis kepercayaan, dan menghadapi anak yang bermain fisik. Saya mengambil satu benang disini solusi utaman ya adalah meningkatkan bonding dengan anak-anak. Dan, mencoba membentuk trust atau kepercayaan anak-anak dengan lebih dekat kepada mereka. MasyaAllah yaa. Penjabaran Mbak Inaya makin membuat saya malu, betapa saya masih harus banyak belajar tentang anak-anak. 😢✊💐
Jika berdasarkan panduan jurnal pekan ini, berikut hasil assesment diri saya akan materi saya kali ini :
1. Manajemen emosi ini menurut saya sudah mulai berjalan dan diterapkan di RL. Meskipun masih jauh dari kata sempurna.
2. Beberapa aktivitas yang sudah saya lakukan :
2.a. Ketika amarah datang, segera beristighfar dan mengepalkan tangan. Jika belum reda, duduk dan menjauh dari sumber amarah.
2.b. Sering melakukan pernapasan perut di sela2 kegiatan harian, menurut saya cukup efektif meredakn rasa stress yg berlebihan. Aplagi kalo full job di sekolah.
2.c. Healing sendiri melalui beberapa webinar yg diikuti. Dan mulai tahap memaafkan dan menerima masa lalu, shingga tidak lagi muncul rasa benci atau marah pada orang/hal yang menyebabkan inner child yang buruk.
2.d. Melakukan banyak "me time" yang membahagiakan diri dengan aman dan nyaman (tidak merugikan orang lain). Semisal makan, nonton, baca qur'an, baca feed2 IG bermanfaat, dsb.
3. Dari beberapa aktivitas yg sudah saya lakukan, tentunya saya ingin menemukan hal baru agar saya bisa lebih seimbang dalam kontrol emosi.
4. Tantangan terbesar adalah diri sendiri.😄
Setelah saya berdiskusi dengan Mbak mentor, lalu saya melanjutkan diskusi dengan para mentee yang juga kece badai. Beberapa yang dapat saya simpulkan bahwa mentee ku yang pertama lebih tertarik tentang manajemen ibadah untuk mengurangi rasa emosi yang berlebihan, menteeku yang lain ingin mengembangkan emosi positif agar mengurangi stress selama aktivitas harian, dan menteeku terakhir ingin menghilang kan rasa cemas yang berlebihan dimungkinkan karena adanya healing inner child yang belum tuntas.
Pekan ini, saya bersama kupu-kupu cantik lainnya berbagi kisah dan tujuan untuk menjalani mentorship ke depan. Satu dan yang lain memiliki tujuan berbeda. Dan, kami mencoba saling melengkapi dan membersamai hingga akhir. Pada akhirnya, tujuan itu kembali kepada awal niat kita mengapa berada disini. Kuatkan strong why dan semakin mantapkan hati. Bismillah, kita bisa lulus bersama dengan menggenggam tujuan kita yang sudah tercapai. InsyaAllah.
Demikian jurnal pekan ini, salam hangat.
_Eno Nf_
0 Komentar