Si kakak mengajak saya untuk berjalan-jalan malam, katanya ingin mencari jajanan yang dapat dimakan olehnya. Tibalah kami pada tempat makan yang dituju Si Kakak. Dalam perjalanan kesana, saya membayangkan suasana yang nyaman dan bersahabat agar dapat bercengkrama bersama dua krucil, sebagai obat penghilang lelah hari ini. Singkat cerita, kami sudah memesan makanan yang disajikan. Awalnya, saya tak terlalu menghiraukan suasana di sekitar. Pikir saya, nampak nyaman seperti biasanya. Lalu, tiba-tiba terdengar suara gelak tawa yang membahana dari pelanggan yang duduk di sebelah meja kami. Suaranya yang melengking membuat saya langsung tak nyaman dibuatnya. Sesekali mereka kembali berkelakar. Saya hanya bisa beristigfar, dan meminta anak-anak untuk segera menyelesaikan makanan pesanan mereka.
Tak lama, mereka kembali tertawa terbahak-bahak dan mengeluarkan kata g*bl*k berkali-kali. Lagi dan lagi. Kekisruhan yang mereka buat menambah ketidaknyamanan bagi kami. Terlebih, mereka bebas tertawa padahal mereka sendiri membawa anak-anak yang tak pantas mendengar kata-kata seperti itu. Entah dengan siapa salah satu dari mereka bicara melalui telepon. Sambil bernada manja, mengucapkan kembali kata-kata yang tidak pantas seperti itu. Akhirnya, karena saya sudah mulai gerah dengan apa yang mereka lakukan, saya mencoba mendehem keras sambil mengucapkan istigfar berkali-kali. Dan, saya bersama anak-anak segera meninggalkan tempat yang tak nyaman itu. Entah mereka sadar atau tidak, namun saya sangat menyayangkan sikap para Ibu muda yang tak bisa menempatkan adab di tempat umum.
Dahulu, saya bahkan diajarkan untuk tak berbicara sepatah katapun saat sedang berada dihadapan sajian makanan. Pepatah Jawa mengatakan "ndak sopan". Saat makan bicaralah seperlunya, lalu makanlah secukupnya. Terlepas sedang makan atau tidak, namun sebagai seorang muslim rasanya kita sudah sering mendengar bagaimana adab-adab yang Allah dan Rasul ajarkan ketika kita sedang berada di tempat umum. Atau jika berbicara dengan lawan bicara. Seperti salah satu hadist berikut :
Rasulullah shallallahu 'alaihi was salam bersabda : "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam". (HR. Bukhari Muslim).
Tak ada yang salah dengan orang yang banyak bicara maupun orang yang sedikit bicara. Menurut saya keduanya samalah pentingnya sesuai kepribadian setiap manusia. Hanya saja, kita perlu pandai-pandai memilah dan memilih perkataan-perkataan seperti apa yang membawa kita kepada doa-doa kebaikan dan juga keselamatan dunia akhirat. Jangan sampai, pembicaraan kita membawa kepada hal yang buruk bahkan sampai dibenci oleh Allah SWT. Na'udzubillahimindzalik.
Jika kita bertemu dengan sahabat-sahabat yang seperti ini, maka bicaralah baik-baik dengan mereka. Dengan begitu, kita bisa saling mengingatkan dan membawa diri dan juga sahabat untuk sama-sama beriringan memperbaiki diri menuju ridho-Nya.
Semoga kita termasuk kedalam orang-orang yang tinggi adab dan tinggi ilmunya. Terus saling mengingatkan ya. Semoga Allah mengijabah setiap doa kita. Aamiin allahumma aamiin.
#KLIPNovember
#Day3
#KelasLiterasiIbuProfesional
0 Komentar