Analogi Diri (Aku sebagai Mentor dan Mentee)

Bismillah, assalamu'alaikum sahabat. Akhirnya, pekan ini saya bisa nulis jurnal lagi. Setelah pekan lalu sempat menyerah, kini harus kembali terpecut semangatnya untuk bertahan sampai akhr, insyaallah. Mentorship pekan ini membicarakan tentang kemajuan dari action plan yang sudah saya buat selama masa mentorship. Action plan saya terkait dengan melekatkan bonding ke anak-anak dengan tiga indikator yaitu berbicara dengan nada datar, fokus solusi tidak melulu masalah, dan memberi reward sederhana setiap anak-anak melakukan kebaikan. Lengkapnya bisa baca disini.

Saya melihat kembali goals yang akan dicapai dan juga targetan yang sudah tercapai. Dan, saya memutuskan jurnal pekan ini tentang komunikasi produktif (komprod) dengan anak-anak, terutama untuk Teteh dan Aa. Qodarullah, pekan ini juga pekan awal MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) di sekolahnya anak-anak.

🍄Challenge hari pertama.

Challenge hari pertama bertepatan dengan MPLS hari pertama anak-anak. Sejak malam sebelumnya, anak-anak sudah saya arahkan untuk pembelajaran daringnya. Karena saya bekerja, dan anak-anak dirumah, saya meminta bantuan keluarga terdekat untuk membersamai anak-anak. Saya lebih mengkhawatirkan Aa. Sifatnya yang moody sewaktu-waktu terkadang membuat saya juga naik pitam. Dan, nyatanya iyaa, ketika MPLS daring mulai melalui zoom, Aa tantrum dan tak terkendali, alhamdulillah Teteh aman dan bisa terkondisikan. Saya pun cuma bisa beristighfar dan pelan-pelan ngobrol sama Aa. Bagi saya cukup sulit, maka saya pun menggambarkan hari pertama challenge dengan bunga mawar. Untuk berbicara dengan Aa dari hati ke hati itu harus melalui serangkaian drama, layaknya duri yang tumbuh di batang bunga mawar, masyaallah

Alhamdulillah, Teteh Adhwa bisa mengikuti kegiatan MPLS pertama di kelasnya. Cukup sukses. Sesampainya di rumah, teteh Adhwa menceritakan kesan pertamanya bertemu dengan guru dan teman baru. Alhamdulillah, good job teteh!! Tos keberhasilan dan pelukan semangat cukup membuat mata teteh berbinar kala itu, masyaallah.

🍄Challenge hari kedua.

Challenge hari kedua masih komprod dengan anak-anak terkait kegiatan MPLS di sekolah mereka. Pertemuan kedua tidak melibatkan anak-anak, karena agendanya pertemuan virtual antara guru dengan wali murid. Namun, saya tetap mengarahkan teteh untuk bisa menghandle beberapa aktivitas pribadinya selama saya bekerja. Dan, harapannya bisa sedikit membantu Mbahnya anak-anak. Seperti biasa, saya melihat to do list hari tersebut untuk anak-anak selepas pulang bekerja. Cukup puas, alhamdulillah. Teteh bisa menyelesaikan to do list nya dengan cukup baik, misalnya shalat lima waktu, menjaga adik, dan membuat makan sendiri. Teteh lagi seneng banget bikin nasi goreng ala-ala dirinya. Hehe. 

Meskipun belum rutin, tapi jika luang, saya mengajak anak-anak untuk duduk bersama selepas maghrib dan ngobrol bersama mereka. Tentu banyak celotehan yang diutarakan. Apalagi hal-hal unik yang mereka lakukan selama saya tinggal bekerja. Ditambah, sekarang sudah ada celotehan dari bayik. Semakin ramai family time kami. Hahaha..

Hari kedua saya gambarkan dengan bunga krisan yang melambangkan keterbukaann kejujuran, dan kesetiaan. Saya merasa cukup mengambil peran di hari tersebut. Bahagia sederhana ketika bisa berkumpul bersama anak-anak, love you guys.. 💞


🍄Challenge hari ketiga.
Challenge hari ketiga masih tentang masa MPLS di sekolah anak-anak. Kegiatan MPLS di hari tersebut yaitu 5K dengan tema membantu orang tua di rumah. Aa lagi di rumah Ibu (mertua-red), saya minta tolong ammahnya anak-anak (adik) untuk membantu membersamai Aa. Memang Aa ini moody banget, masyaallah pokoknya. Setelah di rayu dan di motivasi akhirnya Aa mau juga melakukan kegiatan 5K dirumah. Tak kalah heboh juga sama tetehnya. Sama-sama lagi moody. Hahaha. Akhirnya, teteh mau juga 5K. Alhamdulillah.. Dan, saya menggambarkan hari ketiga masih dengan bunga krisan, yang menggambarkan keterbukaan dan kejujuran. 

🍄Challenge hari keempat.
Tak terasa sudah masuk hari ke empat saja. Hari ke empat, saya dikejutkan dengan aksi nekat teteh nih, masyaallah. Urusan kerjaan lagi banyak, ditambah info dari keluarga, teteh Adhwa nekat naik sepeda dari rumah ke rumah Ibu, dan itu perjalanan yang sangat sangat jauh bagi seorang anak seusia teteh. Shock banget, khawatir terjadi sesuatu diluar dugaan. Alhamdulillahya, dengan didampingi adik saya, teteh sampai ke tempat yang dituju dengan selamat dan ngos-ngos an tentunya. Ahahaha.. 

Awalnya ingin naik pitam, segera saya push dengan therapy istighfar dan kendalikan bicara tanpa langsung judgement ke anak. Berat banget bagi sayaa.. Huhuhu. But, well, saya cukup bisa melewati rasa kesal dan amarah itu dengan cukup baik. Teteh happy malah ketagihan, dan saya bisa menghemat energi cukup banyak dengan ngobrol sama anak. Setelah kami bicara dan ada konsekuensi, hari ke empat ditutup dengan happy dan damai, alhamdulillah..

Saya menggambarkan hari ke empat dengan bunga dandelion yang bermakna pengharapan, cinta, kebahagiaan, keceriaan, serta kesetiaan. Kalau versi mbak Mentor seperti ini : di penghujung pekan, Mbak Retno pada akhirnya sampai pada titik lega, kekuatiran2 sebelumnya pun hilang, dan berganti perasaan bahagia, syukur, dan berharap tetap mampu menjalani hari2 seperti pekan ini, continue to improvement.. Tetap setia untuk menemani anak2 menjalani tantangannya 💕


🍄Challenge hari kelima.
Finally, sampai juga di hari terakhir challenge pekan ini. Wah, semangat baru tumbuh menjadi motivasi besar bagi saya untuk melanjutkan goals yang ingin dicapai. Setelah berjibaku dengan aktivitas harian yang cukup padat, menyita semuanya, maka menjelang weekend adalah hari yang paling saya nantikan. Apalagi menjelang libur cukup panjang. hehehe. Di hari kelima, saya bersama anak-anak tidak terlalu banyak memberikan challenge, dan menggantinya dengan beragam aktivitas bersama yang dapat menumbuhkan rasa kelekatan lagi diantara kami. Obat paling mujarab sepertinya memang berjumpa anak-anak dan mereka dalam keadaan sehat. Aamiin.. S

Saya ingin merayakan sedikit kemajuan action plan saya di hari kelima ini. Jadi, saya menggambarkan hari tersebut dengan bunga mawar orange yang melambangkan gairah dan semangat baru karena telah hampir menyelesaikan misi di pekan ini. 

Wah, hari yang ditunggu tiba, laporan ke mbak mentor.. hehehe. Sueneng banget saya kalau udah buka diskusi dengan mbak Inaya. Lope lope sangat. Upss. 😂. Tepatnya di hari sabtu, saya mendapat feedback dari mbak mentor. Just say thankyou so much.. Dan, saya menggambarkan diri saya dengan bunga daffodil. Feedback mentorku begini : dan perumpamaan diri Mba Retno adalah Bunga Daffodil, suka deh warnanya 🥰. Bunga Daffodil adalah simbol dari permulaan baru, terlahir kembali, kreatifitas, inspirasi, semangat, kesadaran, ingatan, dan pengampunan. Hhm.. Enggak salah deh memilih bunga Dafodill untuk menggambarkan diri Mbak Retno. Semakin memperbaiki diri, tumbuh menjadi lebih strong, lebih bijak, dan istiqomah 💪💕 keep moving forward 😁.

Tak lupa pun saya menggambarkan mbak mentor seperti bunga Iris. Bunga ini melambangkan kekuatan dan keberanian. Dan rasa terimakasih ku karena sudah berkenan menemaniku sampai titik ini. Izinkan minta pendampingan hingga akhir yaa Mbaa. InsyaAllah😍

Di penghujung jurnal, saya mencoba bertanya ke teteh Adhwa tentang karakter saya saat ini, dan jawabannya singkat dan semoga bermakna positif ya teh.. Terimakasih Nak... 😍

Demikian, jurnal pekanan saya kali ini, semoga bermanfaat. Alhamdulillah,.

Salam baik. _Eno Nf_


Reactions

Posting Komentar

0 Komentar