Bulan April menjadi salah satu Bulan bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Tepatnya pada 21 April yang dinisbatkan sebagai Hari Kartini. Hari Kartini dijadikan salah satu bentuk revolusi dan emansipasi terhadap perempuan Indonesia. Kartini menjadi ujung tombak bangkitnya kekuatan para perempuan untuk lebih terlihat. Banyak perempuan berlomba-lomba mengembangkan semua potensi yang dimilikinya. Terlebih adanya issue emansipasi wanita yang sering digaung-gaungkan membuat banyak perempuan berfikir ulang menata hidupnya menjadi perempuan tangguh bahkan menyaingi para lelaki.
Emansipasi wanita juga banyak terjadi di kalangan perempuan muslim atau biasa disebut dengan muslimah. Parahnya, tak sedikit muslimah yang kebablasan memaknai emansipasi perempuan ini. Mereka menganggap bahwa hal-hal yang sudah didapatkan dari orang tua mereka adalah sebuah kesalahan dan ketinggalan zaman. Contoh kecil saja BERHIJAB. Makna berhijab menjadi abu-abu terlebih dengan serangan ideologi yang gencar dilakukan oleh kelompok-kelompok yang tidak menyukai Islam. Mereka melakukan berbagai cara untuk meruntuhkan iman para pemuda Islam. Pemuda Islam dirayu sedemikian rupa dari berbagai penjuru. Fashion, makanan, tontonan, dan bidang-bidang lainnya. Para pemuda ini diberikan pemahaman-pemahaman yang dangkal tentang Islam, sehingga membuat mereka menjadi sedikit tertarik untuk mempelajarinya, bahkan sampai bersikap apatis. Astagfirullah.
Faktanya, hari ini tak sedikit muslimah yang belum berani berhijab karena mereka merasa bahwa akhlak atau perbuatan mereka belumlah sempurna seperti yang Allah dan Rasul-Nya ajarkan. Kebanyakan mereka memilih untuk menghijabkan hati terlebih dahulu, daripada langsung berhijab secara fisik. Pemikiran-pemikiran seperti ini beberapa kali sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari bukan? Allah berfirman :
ÙŠَاأَÙŠُّÙ‡َا النَّبِÙŠُّ Ù‚ُÙ„ْ ِلأَزْÙˆَاجِÙƒَ ÙˆَبَÙ†َاتِÙƒَ ÙˆَÙ†ِسَاءِ الْÙ…ُؤْÙ…ِÙ†ِينَ ÙŠُدْÙ†ِينَ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِÙ†َّ Ù…ِÙ†ْ جَلاَبِيبِÙ‡ِÙ†َّ
Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang Mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. (QS al-Ahzab [33]: 59)
Bukankah sudah jelas melalui ayat ini saja? Bahwa yang diutamakan adalah Berhijab secara fisik. Karena hijab menjadi ciri utama seorang perempuan muslim atau muslimah. Allah memiliki tujuan agung mengapa muslimah diwajibkan untuk menutup auratnya terutama ketika sudah masuk usia aqil baligh. Muslimah dengan hijabnya akan mencoba menjaga martabatnya dari laki-laki asing yang bukan mahramnya. Memperbaiki akhlak akan terasa lebih bermakna jika dibarengi dengan berhijab juga. Sejatinya, tak ada manusia yang sempurna.
Banyak kisah yang bercerita tentang perjuangan berhijab seorang muslimah. Berbagai rintangan mereka hadapi, namun jika Allah sudah mengetuk hatinya, seorang muslimah akan siap jiwa dan raga untuk mempertahankan hijab dan agamanya.
Memang, berhijab tak lantas membuat kita akan terhindar dari marabahaya dan juga fitnah-fitnah lainnya. Namun, setidaknya dengan kita berhijab dengan makna yang sesungguhnya membuat kita lebih membatasi diri untuk menjauh dan menghindari perbuatan-perbuatan maksiat. Apalagi, fenomena hijab syar'i sedang meluas di masyarakat. Tidak seperti dulu, untuk mencari selembar kain saja para shabiyah Rasulullah sampai harus mencari ke tempat yang lusuh sekalipun. Allah sudah sangat memudahkan kita bukan? Kita hidup di zaman yang serba ada dan serba terjangkau. Nikmat mana lagi yang kita dustakan?
Jika perintah berhijab saja masih kita abaikan, bagaimana dengan perintah-perintah Allah yang lain? Tak bermaksud menggurui, hanya saling mengingatkan. Maka, untuk menatapkan hati kita menuju pribadi yang lebih baik, carilah lingkungan yang memang sangat mendukung dengan keyakinan kita. Carilah lingkungan yang mau membawa kita ke arah yang lebih baik, bersahabatlah dengan teman-teman yang mengajak kita pada kebenaran Allah swt, bukan pada pembenaran atas ego kita. Hari ini Allah sudah mudahkan akses-akses untuk menuju pribadi yang lebih baik. Tinggal bagaimana kita menentukan pilihan hati. Mau di bawa kemana hidup kita? Akan berakhir seperti apa hidup kita? Jangan sampai, ego yang tinggi membuat kita lupa bahwa Allah adalah Dzat Tertinggi dari apapun. Lalu, kapan mulai berhijab? Saat ini juga!
Semoga Allah memantapkan hati kita untuk terus berhijab hingga akhir hayat. Dan memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semangat hijrah! Wallahua'lam.
0 Komentar