Berbagi Ilmu Dengan Para Keluarga Ulat di Hutan Kupu Cekatan - Jurnal 4

Bismillah. Assalamu'alaikum.. 

Pekan ini saya masih menjelajah ilmu di keluarga besar ulat-ulat hutan kupu cekatan. MasyaAllah, semua ilmu yang disajikan sangat menarik dan terlihat lezat untuk disantap. Sayangnya, saya harus berkacamata kuda memilih satu atau dua keluarga ilmu sesuai dengan peta konsep yang sudah saya buat sebelum nya. Sebenarnya di pekan ini, kami diperbolehkan memilih keluarga lain maksimal itu pun 2 keluarga ilmu yang diikuti. Tapi, tetap galau memilih yang lain. Alhasil, saya pun tetap berdiam diri si keluarga manajemen emosi. Khawatir keendutan makan malah jadi ga berkah kan ilmunya.. Hehe. 


Nah, flyer diatas adalah hasil saya menjelajah ilmu pekan ini di keluarga besar ulat hutan kupu cekatan. Saya mengikuti go live dari keluarga manajemen emosi. Berikut rangkuman ilmu yang bisa saya sampaikan.

Pekan ini saya mengikuti go live Mba Sarwoendah tentang seni kendali diri dan Mba Dian tentang emotional intelligence, MasyaAllah mereka ini daebak bangedd. 🥰

Dari go live mereka saya membuat beberapa point penting :

Pertama, kenali diri. Belajar dan belajar, hingga kita siap mengatakan ini lah diri saya, yang bukannya katanya, kata mereka dan kata orang lain. Saya pun masih perlu mengasah lebih detail tentang mengenal diri ini. Saat ini saya tipe yang gampang tersulut emosi jika berkenaan dengan hal-hal yang belum dan tidak sesuai keinginan saya. Terutama di lingkungan orang terdekat. Saya bisa meluapkan rasa lebih ekspresif kepada mereka, daripada dengan partner kerja. Dan saya harus merubahnya, walaupun harus dengan perlahan. Karena sejatinya diri kita juga dimiliki oleh keluarga terdekat kita. Maka, saya berupaya untuk melakukan hal-hal atau kegiatan yang lebih sering menghasilkan emosi positif, sebelum rasa emosi negatif itu datang. 

Dari materi kendali diri by Mba Endah, saya merasa perlu kembali menerapkan mindfullnes dan juga afirmasi positif di setiap pagi setiap harinya. Habit ini akan berdampak di kegiatan satu hari kita setelah melakukannya. Tentu, sebagai seorang muslim tumpuan kita adalah Allah SWT, melalui doa-doa yang dipanjatkan, mohonlah kepada-Nya bahwa kita akan menjadi diri yang semakin sabar dan lebih baik dari hari sebelum nya. Tak mudah pastinya, tapi harus dilakukan. Hal yang baik tak akan menjadi kekuatan jika tidak dibiasakan. Selain itu, kita juga perlu membuat kegiatan kita menjadi bermakna. Bermakna disini adalah kegiatan yang berdampak dan terlihat hasilnya bagi kita. 

Namun, jika akhirnya emosi negatif itu datang, maka kita harus menyadari akan kehadiran nya, bukan sengaja menghindari atau pura-pura tidak terjadi apa-apa. Setelah kita menyadari akan hadirnya emosi negatif itu mulailah dengan membuat kesepakatan dengan diri untuk menyelesaikan nya dengan baik dan damai. Lagi, pastinya tak mudah. Justru itu, kita perlu meningkatkan self motivation atau motivasi kepada diri sendiri bahwa kita bisa melewati dan melakukan nya dengan sangat baik. 

Hingga akhirnya kita berada di posisi zero mind. Dimana yang saya pahami adalah ketika kita benar-benar sudah ikhlas dan nerimo setiap kondisi diri dan juga lingkungan sebagai bagian dari kita. Harapan nya dengan kita sudah menerima keadaan dengan ikhlas, maka emosi yang tercerahkan adalah emosi positif di setiap cerita hidup kita. Dan kita bisa menghadapinya dengan senyuman. 😊

Awali setiap langkah kita dengan doa, dan berserah diri kepada Allah. Lalu, kembalilah kita kepada Allah dengan keadaan ikhlas setelah seharian menghadapi cerita hidup yang berwarna, hitam maupun putih. 

Demikian, rangkuman hasil jelajah ilmu pekan ini. Semoga bermanfaat. 

_Eno Nf_
Reactions

Posting Komentar

0 Komentar